Nabil Foundation http://www.nabilfoundation.org Berita dan Artikel Nabil Foundation en-us Tue, 19 Mar 2024 17:56:27 +0700 Tue, 19 Mar 2024 17:56:27 +0700 www.nabilfoundation.org RSS Generator haidarpesebe@gmail.com haidarpesebe@gmail.com RSS Berita dan Artikel Nabil Foundation Terkini http://www.nabilfoundation.org/images/logo.png http://www.nabilfoundation.org/ Copyright 2014 www.nabilfoundation.org Belajar Dari Budaya Tionghoa Dalam Perspektif Penyerbukan Silang Antarbudaya http://www.nabilfoundation.org/news/73/belajar-dari-budaya-tionghoa-dalam-perspektif-penyerbukan-silang-antarbudaya DISKUSI PUBLIK    <strong>Belajar Dari Budaya Tionghoa Dalam Perspektif Penyerbukan Silang Antarbudaya</strong>   UNDANGAN TERBUKA   Yayasan Nabil dan Kecapi Batara mengadakan acara Dikusi Publik dengan tema :<strong><em>" BELAJAR DARI BUDAYA TIONGHOA DALAM PERSPEKTIF PENYERBUKAN SILANG ANTARBUDAYA"</em></strong>Tanggal 6 Oktober 2018, Pukul 13.00 - 15.00 WIB, Di Museum Kebangkitan Nasional - Jakarta. Kedatangan Ibu/Bapak sangat kami nantikan. <em>Undangan ini bersifat gratis dan terbuka untuk umum</em>    TIM SEMINAR REPUBLIK. Yayasan Nabil <strong></strong><strong></strong> http://www.nabilfoundation.org/news/73/belajar-dari-budaya-tionghoa-dalam-perspektif-penyerbukan-silang-antarbudaya Kekayaan Terbesar Indonesia http://www.nabilfoundation.org/news/72/kekayaan-terbesar-indonesia <p class="p0" style="margin-bottom:0pt; margin-top:0pt; "></p><p class="p0" style="margin-bottom:0pt; margin-top:0pt; ">Kemajuan ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa tidak semata-mata ditentukan oleh faktor sumber daya alam atau melimpahnya kekayaan alam yang tersedia. Jika kita menengok sejumlah negara-negara maju atau yang sedang mengalami percepatan laju pertumbuhan ekonomi akan terlihat bahwa faktor utama bagi kemajuan tersebut adalah kualitas sumber daya manusia. "Lihat Korea Selatan, lihat Singapur, lihat Taiwan. Semua adalah negeri-negeri yang bangkit karena kekuatan manusia", demikian tegas Menteri Anies Baswedan dalam seminar bertajuk "Penguatan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Kualitas Manusia", di Hotel Pullman (20/08/2015)."Dan tengok Timur Tengah sana, ada rahmat kekayaan alam yang luar biasa, tapi apakah dunia menengok ke sana? Karena kekayaan yang mereka miliki? Karena pertumbuhan ekonominya? Tidak! Dunia menengok ke Asia Timur karena di sana ada kesadaran tentang kualitas manusia", papar Anies dalam kata sambutan untuk seminar yang diselenggarakan oleh Yayasan Nabil tersebut. Anies juga menegaskan bahwa jika Indonesia ingin menjadi negara maju maka yang harus didorong adalah kualitas sumber daya manusianya. Sebab kekayaan alam Indonesia jumlahnya sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. "Ini artinya kita harus mendorong bahwa kekayaan terbesar Indonesia adalah manusia Indonesia. Kesadaran yang harus dimunculkan, kekayaan terbesar Indonesia adalah manusianya", demikian imbuhnya. (SM)</p> http://www.nabilfoundation.org/news/72/kekayaan-terbesar-indonesia Kata Orang Jepang tentang Indonesia http://www.nabilfoundation.org/artikel/70/kata-orang-jepang-tentang-indonesia Pada tahun 1971 Koentjaraningrat pernah diundang  oleh International  House of Japan dalam rangka program pertukaran cendekiawan-cendekiawan di Asia. Program ini diselenggarakan tiap tahun dengan mengundang para cendekiawan Asia agar dapat bertukar pikiran dengan sejawat mereka di Jepang. Dalam program ini, kegiatan tidak hanya melulu seminar dan diskusi secara formal, tetapi juga obrolan yang bersifat bebas dimana para peserta dapat saling bertukar pikiran secara terbuka. Dalam suatu kesempatan diskusi terkait kemajuan ekonomi di Jepang ada salah seorang diantaranya yang berpendapat bahwa, bangsa-bangsa yang sedang berkembang sulit untuk dijadikan partner karena mentalitasnya yang belum tentu cocok untuk irama kehidupan ekonomi modern yang sekarang menjadi landasan kehidupan manusia di negara-negara maju seperti Jepang. Lalu tanpa tedeng aling-aling, kata Koentjaraningrat, seorang teman bangsa Jepang yang mempunyai pengetahuan cukup luas tentang Indonesia mengatakan: "Banyak orang Indonesia lemah dalam hal moral". Dengan agak terkejut Koentjaraningrat menanyakan apa yang dimaksud olehnya dengan kata "moral" itu. Ternyata pengertian "moral" menurut orang Jepang berbeda dengan pemahaman kita. Menurut mereka, kata Koentjaraningrat, "moral" itu mengandung unsur berikut: 1) Bertanggung jawab sejauh-jauhnya, kalau perlu dengan mengorbankan diri terhadap tugas  yang telah disanggupi; 2) Loyalitas mutlak terhadap kesatuan sosial yang sudah dipilih untuk diikuti. Nah, jika pengertian "moral" seperti itu, lalu apakah sudah tertanam dalam budaya masyarakat kita? Pak Koentjaraningrat sendiri dalam bukunya <em style="font-size: 13.3333px;">Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan </em>mengatakan bahwa kelemahan mentalitas kita adalah tidak percaya diri, tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab. Kalau begitu, benarkah yang dikatakan oleh orang Jepang tersebut? Itu tahun 1971. Semoga sekarang sudah bisa berubah. Semoga...(SM) http://www.nabilfoundation.org/artikel/70/kata-orang-jepang-tentang-indonesia Apa Hambatan Utama Negara Berkembang? http://www.nabilfoundation.org/artikel/69/apa-hambatan-utama-negara-berkembang- Dalam bukunya "Underdevelopment is a State of Mind: The Latin American Case", Lawrence E. Harrison menunjukkan bagaimana negara-negara Amerika Latin mengalami hambatan untuk berkembang karena faktor budaya. Hal ini menguatkan teori mengenai hubungan antara budaya dan kemajuan suatu bangsa; budaya berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan politik, seperti yang dikemukakan oleh Margareth Mead, Ruth Benedict, David Mc Clelland, Gabriel Almond, Robert Putnam, Ronald Inglehart, dll. Sementara itu, dalam buku "<em style="font-style: normal; font-size: 13.3333px;">Penyerbukan Silang Antarbudaya"</em> Yudi Latif dalam tulisannya "Urgensi Nilai Budaya dan Silang Budaya bagi Kemajuan Bangsa" menguatkan argumen tersebut bahwa, nilai atau budaya merupakan penentu penting kemampuan suatu negara untuk makmur karena budaya membentuk pemikiran orang-orang mengenai risiko, penghargaan dan kesempatan. Ini menegaskan bahwa nilai-nilai budaya memang penting dalam proses kemajuan manusia karena mereka membentuk cara orang-orang berpikir tentang kemajuan itu sendiri. Secara khusus, nilai-nilai budaya penting karena mereka membentuk prinsip-prinsip yang di sekitarnya kegiatan ekonomi diatur--dan tanpa kegiatan ekonomi, kemajuan tidaklah mungkin. (SM) http://www.nabilfoundation.org/artikel/69/apa-hambatan-utama-negara-berkembang- 70 Tahun Masih Belum Berubah http://www.nabilfoundation.org/news/66/70-tahun-masih-belum-berubah "Setelah 70 tahun Indonesia merdeka, apakah kita sudah makmur?", demikian tanya Ali Akbar dalam suatu seminar bertajuk "Penguatan Ekonomi Nasional Melalui Penguatan Kualitas Manusia" di Hotel Pullman ((20/08/2015). Menurut Ali Akbar, Indonesia tidak bisa disebut sebagai negara maju, bahkan sekarang mengalami perlambatan ekonomi. Penulis buku <em><strong>9 Ciri Negatif Manusia Indonesia</strong> </em>ini mengatakan, "Persoalan perekonomian Indonesia bukan hanya persoalan ekonomi semata. Salah satu persoalan mendasar justru terletak pada manusia Indonesia itu sendiri". Dalam seminar yang diselenggarakan oleh Yayasan Nabil tersebut, Ali Akbar menjelaskan bahwa, pada tahun 1977 Mochtar Lubis pernah menyampaikan di Taman Ismail Marzuki tulisan yang berjudul "Manusia Indonesia: Sebuah Pertanggung Jawaban". Di situ, kata Ali Akbar, Mochtar menyebutkan ciri manusia Indonesia, antara lain: Hipokrit atau munafik, Segan dan enggan bertanggung jawab, Berjiwa feodal, Masih percaya tahayul, Artistik, Watak yang Lemah, Karakter yang kurang kuat, Tidak hemat, Tidak suka bekerja keras, Kurang sabar, Cepat cemburu dan dengki, Manusia sok, Tukang tiru, Malas-malasan, Kurang peduli nasib orang lain, Berhati lembut di mulut. Ali Akbar yang merupakan Dosen Arkeologi UI tertarik untuk melakukan penelitian dan membuktikan kebenaran ciri-ciri yang disebutkan oleh Mochtar Lubis. Ali Akbar melakukan penelitian yang melibatkan 1000 mahasiswa yang berasal dari 10 Perguruan Tinggi dengan kisaran umur 17-30 tahun, dari tahun 2000 sampai dengan 2010. Dari hasil penelitiannya, diperoleh <strong style="font-weight: normal;">10 ciri manusia Indonesia, 9 diantaranya adalah ciri negatif</strong>: Ramah, Malas, Tidak disiplin, Korup, Emosional, Individualis, Suka meniru, Rendah diri, Boros, dan Percaya tahayul. "Apa yang disampaikan oleh Pak Mochtar Lubis tahun 1977 lalu kemudian hasil riset tahun 2010 ternyata tidak beda jauh hasilnya. Ada sekitar 70 persen sama. Dapat disimpulkan, tidak terjadi perubahan ciri yang signifikan dari tahun 70-an sampai tahun 2000-an. Jadi, apakah kita sudah merdeka, tapi ciri kita belum berubah", demikian paparnya.(SM) http://www.nabilfoundation.org/news/66/70-tahun-masih-belum-berubah Indonesia Bisa Menjadi Negara Maju http://www.nabilfoundation.org/news/65/indonesia-bisa-menjadi-negara-maju Meskipun Indonesia masih dikategorikan negara berkembang, namun ke depan Indonesia berpotensi untuk menjadi negara maju, negara super power. Menurut Drs. Eddie Lembong, dalam buku <em>Penyerbukan Silang Antarbudaya: Membangun Manusia Indonesia </em>(2015)<em> </em>bangsa kita punya potensi untuk menjadi negara super power. Syarat untuk menjadi super power ada tiga. Yang <em>pertama</em>, mempunyai falsafah politik yang unggul; <em>kedua</em>, mempunyai kekuatan ekonomi yang hebat; <em>ketiga</em>, mempunyai penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sehebat-hebatnya. Ketiga unsur tersebut kemudian diperkuat dengan adanya <em>competitiveness</em> dari kebudayaan-kebudayaan mereka. Karena itu menurut Eddie Lembong, kebudayaan Indonesia harus terus semakin diperkuat untuk mendorong kemajuan.  http://www.nabilfoundation.org/news/65/indonesia-bisa-menjadi-negara-maju Membangun Indonesia Harus Holistik dan Integral http://www.nabilfoundation.org/news/64/membangun-indonesia-harus-holistik-dan-integral Menurut <strong>Drs. Eddie Lembong</strong>, membangun Indonesia harus dilakukan secara holistik dan integral. Demikian Ia sampaikan dalam seminar yang bertajuk "Penguatan EKonomi Nasional Melalui Peningkatan Kualitas Manusia" di Hotel Pullman (20/08/2015). Dalam seminar yang dihadiri oleh Menteri Anies Baswedan itu ia berharap dapat "menjadi suatu tradisi baru membangun Indonesia secara holistik, membangun Indonesia secara terintegrasi, membangun Indonesia tidak hanya berdasarkan teori-teori ekonomi, tetapi suatu pendekatan integral tentang penguatan sumber daya manusia sebagai jaminan atas kemungkinan keberhasilan yang fenomenal di awal tahun mendatang", demikian paparnya. http://www.nabilfoundation.org/news/64/membangun-indonesia-harus-holistik-dan-integral Nabil Award 2015: Jakob Sumardjo, Sastrawan Ulung dan Budayawan Penting Indonesia http://www.nabilfoundation.org/news/61/nabil-award-2015-jakob-sumardjo-sastrawan-ulung-dan-budayawan-penting-indonesia Nabil Award 2015: Jakob Sumardjo, Sastrawan Ulung dan Budayawan Penting Indonesia http://www.nabilfoundation.org/news/61/nabil-award-2015-jakob-sumardjo-sastrawan-ulung-dan-budayawan-penting-indonesia Seminar Yayasan Nabil "Penguatan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Kualitas Manusia" http://www.nabilfoundation.org/news/60/seminar-yayasan-nabil-quot-penguatan-ekonomi-nasional-melalui-peningkatan-kualitas-manusia- <strong>Kamis, 20 Agustus 2015, Pkl. 09.00 - 13.00 WIB</strong><strong>di Grand on Thamrin (Grand Ballroom) Hotel Pullman Jakarta Indonesia</strong><strong>Jl. M.H. Thamrin 59, Jakarta 10350</strong> http://www.nabilfoundation.org/news/60/seminar-yayasan-nabil-quot-penguatan-ekonomi-nasional-melalui-peningkatan-kualitas-manusia- Pengumuman Lomba Menulis "Belajar dari Budaya Unggul Bangsa-bangsa Maju" http://www.nabilfoundation.org/news/59/pengumuman-lomba-menulis-quot-belajar-dari-budaya-unggul-bangsa-bangsa-maju-quot- http://www.nabilfoundation.org/news/59/pengumuman-lomba-menulis-quot-belajar-dari-budaya-unggul-bangsa-bangsa-maju-quot-